Kagum,
itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan para peserta pelatihan
metode HANIFIDA Brain Based Learning.di Pondok Pesantren LA-RAIBA Jombang
(Sabtu, 16/11/2013). Dr. Hanifuddin Mahadun, M. Ag., yang merupakan suami dari penemu
metode ini (Dr. Khoirotul Idawati Mahmud, M.Pd.I.) menunjukkan simulasi metode
menghafal cepat abad ke-21 dengan menyuruh tiga orang peserta didiknya untuk
menghafalkan angka-angka yang dipilih secara acak oleh peserta dalam tabel yang
terdiri dari 9 kolom dan 7 baris hanya dalam waktu 2 menit. Tanpa diduga tiga
anak tersebut bisa hafal setiap angka dari tabel tersebut seperti halnya Joe
Sandy, illusionist yang sudah terkenal di Indonesia. Bukan hanya menghafal
angka, tiga anak tersebut juga telah menghafal asma’ul husna dan ayat Al-Qur’an
dengan arti dan nomor urutnya. Hebat bukan?
Dakwah
memang tidak melulu pada ceramah agama yang kadang membuat orang bosan. Turut
andil dalam mengembangkan sumber daya manusia muslim juga bisa digolongkan
menjadi dakwah. Hal inilah yang mendasari pemikiran bapak Hanifuddin Mahadun
dan ibu Khoirotul Idawati Mahmud untuk bisa membentuk cendekia-cendekia muslim.
Melalui metode HANIFIDA yang mereka kembangkan, banyak generasi muda muslim
yang telah menghafal Asma’ul Husna.
Metode
yang telah diperkenalkan ke negara Singapura dan negeri Jiran ini menggunakan
cara yang unik dalam implementasinya. Untuk menghafal Asma’ul Husna, para tutor
yang rata-rata masih usia sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas akan
memberikan simbol-simbol berupa benda yang biasa kita lihat dan gunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menghafal angka nol sampai sembilan. Jadi setiap
angka memiliki simbol sendiri. Setelah itu, para tutor mengajak peserta untuk
membuat cerita yang bertujuan untuk mempermudah dalam menghafal Asma’ul Husna. Selain itu, peserta akan terus
dijaga konsentrasinya melalui lagu-lagu dan permainan.
Para
tutor yang masih muda ini ternyata telah melakukan lebih dari seribu pelatihan
serupa yang dilakukan di berbagai penjuru Indonesia. Bapak Hanifuddin Mahadun
dan ibu Khoirotul Idawati Mahmud yang selalu bersama dalam memberikan pelatihan
metode ini akan selalu membawa peserta didiknya untuk memberikan simulasi
sekaligus mengajarkan metode ini kepada peserta.
Di
akhir acara, bapak Hanifuddin Mahadun menceritakan panjang lebar awal mula
ditemukannya metode ini. Ternyata metode ini telah mendapat sambutan dari
berbagai tokoh agama dan pejabat negara. Hal yang tidak kalah mengagetkan,
bapak Hanifuddin Mahadun mengatakan bahwa beliau dan istrinya juga telah
memberikan pelatihan metode ini untuk menghafal Injil bagi para pendeta.
Awalnya mereka berdua ragu, tapi setelah bertemu dengan beberapa tokoh agama
islam dan mendapat persetujuan, mereka berdua semakin mantap dan yakin untuk
terus mengembangkan metode ini dengan tujuan dakwah.