Sensasi Jelajah Malang Raya Bersama Pilotbumitrans dan Wovgo

06.32


Salam Arema! Salam satu jiwa! Bagi Anda pecinta travelling, tidak lengkap rasanya kalau Anda belum menjelajah berbagai destinasi wisata di Malang Raya. Nah, beruntungnya saya bisa menjelajah Malang Raya tanpa biaya sepeser pun. Wow! Bagaimana bisa? Yaps, ini berkat Pilotbumitrans dan Wovgo yang berbaik hati menjadikan saya salah satu pemenang lomba menulis cerita inspiratif. Alhamdulillah untuk kesekian kalinya saya mendapatkan manfaat dari menulis. So, bagi kamu yang malas membaca dan menulis pasti akan rugi. Masih nggak percaya? Boleh deh kepoin rekanku si blogger cantik Teteh Larasati Neisia (www.larasatinesa.com) yang juga menjadi pemenang jalan-jalan gratis dari Pilotbumitrans dan Wovgo.

Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang memang surganya para travellers. Rasanya tidak ada habisnya untuk mengeksplor kekayaan wisata di Malang Raya. Nah, pasti sudah pada penasaran tempat wisata apa saja yang saya dan Teh Nesa kunjungi bersama Pilotbumitrans dan Wovgo. Check it out! Enjoy reading!

Stasiun Kota Baru menjadi pertemuan awalku dengan Mas Mukthi dan Teh Nesa. Sebelum memulai perjalanan, kami menuju penginapan untuk mandi dan bersiap-siap. Petualangan dimulai. Kami melewati jalanan berliku menuju wisata Coban Rondo. Sepanjang jalan mata kami dimanjakan dengan pemandangan hutan pinus dan udara yang segar. Begitu sampai di tempat tujuan, kami langsung menyiapkan senjata utama blogger yaitu kamera. Kami menyusuri jalan setapak menuju Coban Rondo. Cukup mengagetkan karena ternyata ada banyak monyet yang hidup bebas di sana. Bukan hanya itu, mereka tanpa takut berinteraksi dengan para pengunjung. Wah, lucunya melihat tingkah mereka.

By the way, ada yang tau nggak sih apa arti Coban Rondo? Jadi kata “Coban” berarti air terjun, dan “Rondo” berarti janda. Ternyata ada legenda di balik nama air terjun ini. Menurut papan informasi, jaman dahulu kala ada sepasang pengantin baru bernama Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusuma. Suatu hari, Dewi Anjarwati ingin berkunjung ke mertuanya bersama sang suami. Namun, orang tua Dewi Anjarwati melarang mereka pergi karena takut akan terjadi malapetaka. Walaupun sudah dilarang ternyata mereka tetap berangkat dan di sinilah kisah sedih dimulai. Ada seorang lelaki bernama Joko Lelono yang yang jatuh hati pada Dewi Anjarwati. Terjadilah bertarungan sengit antara Joko Lelono dan Raden Baron Kusuma. Sementara itu, Dewi Anjarwati bersama rombongan bersembunyi di coban (air terjun) atas perintah Raden Baron Kusuma. Sayangnya, Raden Baron Kusuma kalah dan tak kunjung datang menjemput Dewi Anjarwati. Dewi Anjarwati kini menjanda dan merenungi nasibnya dengan penuh kesedihan. Nah, sejak kejadian itu tempat persembunyian Dewi Anjarwati dikenal dengan sebutan Coban Rondo.

Setelah puas berfoto di Coban Rondo kami melanjutkan perjalanan ke salah satu objek wisata yang super keren, yaitu Museum Angkut. Bagi Anda yang hendak mengunjungi tempat wisata ini, saya sarankan untuk menyiapkan kamera beresolusi tinggi. Kenapa hayo? Karena di Museum Angkut tiap sudutnya adalah objek untuk berfoto dan narsis ria. Bagi pengunjung yang membawa kamera, akan dikenai biaya tambahan. Di museum angkut ada banyak sekali koleksi kendaraan kuno dan modern. Museum ini dikemas secara unik. Kabarnya, Museum Angkut adalah museum pertama di Asia Tenggara yang mengangkat tema transportasi. Museum ini dibagi menjadi beberapa zona seperti zona edukasi, zona Sunda Kelapa dan Batavia, zona Jepang, Zona Uni Eropa, Zona Hollywood serta zona Gangster dan Broadway. Tak terasa sudah hampir tiga jam saya habiskan di tempat wisata ini. Ayo kita lanjut ke tujuan selanjutnya.

 Hari sudah petang, tapi Pilotbumitrans dan Wovgo belum puas mengajak kami menikmati suasana Kota Batu. Batu Night Square, itulah tujuan kami selanjutnya. Tempat wisata ini sangat menarik san berisi berbagai wahana permainan. Hal yang paling menarik adalah adanya lampion dengan berbagai jenis bentuk. Karena sudah terlalu lelah, saya memutuskan untuk duduk di salah satu kursi sambil mengamati para pengunjung yang lalu lalang. Tak lama kemudian, kami kembali ke penginapan dan beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok hari.

Inilah hari yang dinantikan, kami akan menuju ke Gunung Bromo. Wow! Matahari belum muncul, masih dini hari, tapi semangat kami untuk melakukan perjalanan ke Bromo sehangat mentari. Sebelum memasuki kawasan Gunung Bromo kami berganti mobil dengan Mobil Jeep. Brrrrr! Suasana di Gunung Bromo sangat dingin menusuk kulit. Jaket yang aku kenakan tak kebal. Bahkan saung tangan pun seperti taka da guna. Saya meringkuk di dalam mobil. Lokasi pertama adalah Penanjakan. Kami akan melihat matahari terbit. Kami menaiki anak tangga yang ramai dengan penjaja bunga Edelweis dan jaket. Begitu tiba di atas, lautan manusia sudah memenuhi lokasi penanjakan. Dengan bersusah payah kami berjalan di sela-sela manusia untuk mendapatkan tempat strategis. Subhanallah! Ciptaan Allah memang begitu indah. Matahari mulai merangkak naik dengan rona merah. Perlahan, tubuh kami mulai hangat.


Perjalanan belum usai, kami melanjutkan perjalanan ke pasir berbisik, lembah teletubbies dan masih banyak lagi. Saya rasa memori kamera kami sudah penuh dengan petualangan kami hari ini. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan. Dimana ada pertemuan, di situ juga ada perpisahan. Sudah saatnya kami berpisah dengan membawa kenangan indah. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu. Terima kasih Pilotbumitrans dan Wovgo. Terima kasih sahabat, kakak sekaligus guru blogger, Teh Nesa. Oh iya, mau liburan seru? Buruan deh kepoin Akun Instagram @Pilotbumitrans. 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook